KERACUNAN
MAKANAN DAN PENCEGAHANNYA
Makalah
Disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Hygiene dan Sanitasi
Disusun oleh:
Via
Khasanah (5401415024/2015)
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
HALAMAN MOTTO
Ø
“sebaik-baiknya
sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan
sebik-baik tetangga adalah orang yang baik terhadap tetangganya” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Ø
“karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (QS.
Al-INSYIRAH 5-6)
Ø
Man jadda wa jadda, barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya
Ø
Bukan tentang
hasil, tapi hargailah sebuah proses
Ø
Gunakanlah waktumu
sebaik mungkin, karena waktu adalah salah satu syarat menuju ke masa depan yang
cemerlang
Ø
Janganlah meremehkan
orang lain, sesungguhnya orang lain adalah kamus hidup yang berjalan
Ø
Kebaikan
tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan
Ø
Lebih baik
mencoba tapi gagal, daripada tidak sama sekali mencoba
Ø
Lakukan
yang terbaik dan yang terbaik, maka Allah SWT akan memberikan hasil dari upaya
kita hari ini
Ø
Berusaha
adalah langkah awal meraih mimpi
Ø
Hasil
tidak akan pernah mengkhianati usaha
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini hingga selesai dengan baik.
Makalah dengan judul “Keracunan
Makanan dan Pencegahannnya”. Bertujuan guna melengkapi tugas Hygiene dan
Sanitasi semester satu ini.
Kami
selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami, serta tidak lupa disini kami mohon maaf apabila
ada kesalahan baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja dalam
penulisannya maupun kesalahan pada letak penempatan penyusunan makalah
ini.
Kami menerima
segala masukan, saran serta kritikan dari para pembaca dan dosen pembimbing. Harapan
kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat, dapat
memberikan pencerahan dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Semarang,
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ……............................................................................... i
HALAMAN MOTTO …….............................................................................. ii
KATA
PENGANTAR …………………………………………….……...... iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iv
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………...………… 1
A. Latar
Belakang.............. ……………………………………..…... 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………... 1
C. Tujuan
Penulisan ……………………………………………... 1
D. Manfaat
Penulisan ………………………………………...……….. 2
E.
Sistematika Penulisan …...…………………………………………... 2
BAB
II LANDASAN TEORI ...……………………………….………… 3
A. Pengertian Keracunan Makanan.........………………………..…. 3
B. Keracunan
Pangan Secara Kimiawi……………………………... 3
C. Keracunan
Pangan Secara Biologik …………………………………... 3
D. Keracunan
Pangan Karena Bakteri……………………...……….. 4
E.
Pencegahan Keracunan Pangan ……………………………………... 8
F.
Kebiasaan untuk Menciptakan Hidup
Sehat.........................................13
BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 16
A. Kesimpulan ………………………………………………… 16
B. Saran ……………………………………………………….. 16
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Makanan yang rusak adalah makanan
yang apabila dikonsumsi oleh manisia menyebabkan tidak sehat terhadap tubuh.
Ini disebabkan oleh zat-zat kimia biologi dan enzim yang tidak bekerja secara
wajar, pertumbuhan jasad renik yang dapat menimbulkan penyakit dan serangan
yang dilakukan oleh serangga, pencemaran oleh cacing, salah mencampur atau
mengaduk ramuan serta pencemaran benda-benda asing pada makanan. Makanan yang
rusak dapat berarti juga makanan yang merupakan tempat yang baik bagi berkumpul
dan singgahnya bakteri atau racun-racun yang mreka timbulkan dalam jumlah dan
volume tertentu yang mengakibatkan makanan menjadi keracunan sehingga tidak
sehta lagi jika dikonsumsi oleh manusia.
Makanan yang rusak ada yang bisa
diketahui dari wujudnya atau penampilannya, baunya, terdapatnya bneda-benda
asing yang tidak layak pada makanan, namun ada juga yang tidak dapat diketahui
secara langsung. Peranan pembungkus adalah besar sekali untuk makanan yang
terbungkus, baik dengan pembungkus plastik, kertas atau dalam kaleng, dimana
pembungkus yang sudah tercemar oleh jasad renik dapat menyebabkan pencemaran
pada makanan yang dibungkus. Karena itu, penanganan yang benar terhadap
makanan, dan pemulihan serta cara pembungkusan yang baik bisa mnekan sekecil
mungkin terjadinya kerusakan pada makanan, sehungga penyakit karena makanan
pada pencernaan manusia dapat dikurangi.
Makanan yang sehat harus dijaga
untuk tetap sehat, dengan cara penyimpanan yang benar,penyajian yang tepat dan
pengangkutan yang paling cocok seta pembungkusan yang sesuai dengan sifat-sifat
makanan dan memperhatikan kebersihan yang setiap saat harus dilakukan.
Mengingat adanya batas kemampuan makanan untuk tampil dalam keadaan yang
terbaik dan sehat, maka perlu dipertimbangkan perencanaan yang matang, waktu penyediaan, pengolahan dan penyajian
yang tepat serta penyimpanan dan penyebaran atau pengangkutan ke tempat lain
dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kerusakan yang mungkin terjadi dapat
ditekan sekecil mungkin.
B.
Rumusan Masalah
Supaya terfokus kepada permasalahan dari
tema yang dibahas, maka perlu dibuat rumusan masalah. Adapun rumusan masalah
yang akan kami bahas dalam makalah ini:
Ø Pengertian
Keracunan pangan
Ø Keracunan Pangan Secara Kimiawi
Ø Keracunan Pangan Secara Biologik
Ø Keracunan Pangan Karena Bakteri
Ø Pencegahan Keracunan Pangan
Ø Kebiasaan Baik untuk Menciptakan Hidup Sehat
C.
Tujuan Penulisan
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan beberapa hal.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini:
Mengetahui sebab-sebab keracunan makanan terutama oleh bakteri dan untuk
mengetahui cara pencegahannya dan juga untuk membiasakan hidup sehat.
D.
Manfaat Penulisan
Di
dalam makalah ini sangat diharapkan agar ada manfaat yang dapat diambil
tersebut. Adapun manfaatnya, yaitu:
Dengan adanya makalah ini penulis berharap agar setiap individu lebih
selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya. Dan agar menekan jumlah
keracunan yang disebabkan karena makanan.
E.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan dalam makalah ini terdiri dari
3 bab yang bertujuan agar pembaca dapat
memahami dan mengerti isi dari laporan ini, yang terdiri dari :
Bab I
mengenai pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II
mengenai landasan teori atau pemaparan
tentang keracunan makanan dan pencegahannya,
Bab
III mengenai penutup, yang terdiri atas kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Keracunan pangan
Keracunan
pangan adalah suatu penyakit yang disebabkan karena makanan yang berbahaya atau
terkontaminasi. Gejala yang paling umum adalah sakit perut,muntah dan diare.
Makanan yang dapat menyebabkan keracunan pangan barangkali nampak kurang
membahayakan, misalnya warna, rasa dan kenampakannya normal dan tidak ada
tanda-tanda kerusakan. Jika terjadi kerusakan pangan, pangan menjadi tidak
sedap karena warna, rasa dan kenampakan telah berubah, walaupun mungkin tidak
membahayakan.
B. Keracunan Pangan Secara Kimiawi
Keracunan
pangan secara kimiawi disebabkan karena terdapatnya bahan kimia beracun dalam
pangan. Substansi ini dapat berupa bahan kimia pertanian, yang sengaja
dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan insektisida
sangat penting untuk memperoleh hasil yang baik. Namun demikian, beberapa dari
senyawa ini dapat membahayakan jika dipergunakan tanpa aturan, karena dapat
bersifat toksis jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi. Jumlah kecil biasanya
tidak terakumulasi dalam tubuh dan tidak menimbulkan pengaruh berbahaya.
Keracunan
juga disebabkan oleh akumulasi logam tertentu (misalnya timah,merkuru dan
kadmium) di dalam tubuh. Kadar merkuri dan kadmium yang tinggi telah ditemukan
pada ikan yang ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan buangan
industri. Keracunan timah dapat timbul oleh air minum yang melewati pipa yang
terbuat dari timah hitam.
Disamping
itu, keracunan pangan dapat disebabkan oleh senyawa merkuri organik, terutama
metil merkuri. Antara tahun 1953-1960, 52 orang penduduk Jepang di kota
Minamata mati dan kira-kira 100 orang lainnya menderita kerusakan otak serius
sebagai akibat makan ikan yang mengandung metil merkuri kadar tinggi. Munculnya
kasus keracunan merkuri organik juga terjadi di Irak dan Gualatema karena
petani jmemakan biji serealia yang diperlakukan dengan fungisida merkuri
organik yang seharusnya ditanam.
Kadang-kadang
keracunan pangan dapat disebabkan oleh bahan kimia yang kebetulan ditambahkan
pada makanan pada waktu penyiapan dan pemasakan, namun kasus ini jarang
terjadi.
C. Keracunan Pangan Secara Biologik
Keracuanan
pangan sacara biologik disebabkan karena memakan tumbuhan yang mengandung
substansi yang terdapat secara alami dan bersifat membahayakan. Ada beberapa
species jamur beracun, seperti Amanita phalloides da N. Virosa yang dapat
menyebabkan sakit dan pada beberapa kejadian menyebabkan kematian. Jamur-jamur
ini kenampakannya sangat mirip dengan varietas yang dapat dimakan dan dengan
mudah menyebabkan salah makan.
“Deadly nightshade” adalah sejenis tanaman semak yang
tumbuh di seluruh Eropa dan Asia. Semua bagian tanaman tersebut mengandung obat
belladonna, yang kadang-kadang dipergunakan dalam pengobatan untuk menyembuhkan
asma, bronchitis dan penyakit jantung. Namun demikian, obat tersebut dapat
menyebabkan kematian jika dosisnya tinggi. Kematian juga dapat terjadi pada
anak-anak yang keracunan akibat memakan buah dari tanaman tersebut.
Jenis-jenis kentang juga merupakan anggota keluarga
nightshade dan kentang hijau mengandung substansi yang disebut solanin yang
menyebabkan sakit bahkan kematian bial dimakan dalam jumlah besar. Oleh
karenanya kentang hijau sebaiknya dibuang.
Asam oksalat dalam bentuk kalium oksalat, terdapat dalam
getah tanaman seperti “rhubarb” (sejenis kelembak) dan bayam. Senyawa tersebut
juga terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi, dalam
jumlah yang banyak senyawa tersebut dapat berbahaya dan dikonsumsi bayam dan
“rhubarb” dalam jumlah yang banyak dapat membahayakan. Dalam kondisi normal,
memakan jenis pangan tersebut dalam jumlah secukupnya sebagai bagian dari
susunan makanan berimbang adalah tidak membahayakan. Tetapi, “rhubarb”
sebaiknya dihindari, karena mereka mengandung asam oksalat dalam jumlah yang
besar.
D. Keracunan Pangan Karena Bakteri
Bakteri
yang sering menyebabkan keracunan pangan adalah :
1. Organisme dari kelompok salmonella
2. Staphylococcus aureus
3. Clostridium perfringens
4. Bacillus cereus
5. Vibrio parahaemolyticus
Terdapat
tiga macam tipe utama keracunan pangan karena bakteri :
1. Tipe infektif yang disebabkan karena memakan makanan yang
mengandung sejumlah besar bakteri hidup. Setelah dimakan, bakteri tersebut
menetap dalam saluran pencernaan dan jika mati mereka melepasakan endotoksin
(misalnya salmonella).
2. Tipe karecunan karena yang disebabkan karena memakan
makanan yang mengandung eksotoksin. Toksin tersebut dilepaskan ke makanan
selama bakteri tumbuh dan memperbanyak diri dalam makanan. Bakterinya sendiri
mungkin mati jika makanan tersebut dimakan (misalnya keracuanan
staphy-lococcus).
3. Tipe yang ketiga juga disebabkan karena toksin. Toksin
ini tidak diproduksi di dalam makanan, tetapi dilepaskan selama pertumbuhannya
di dalam saluran pencernaan, setelah bakteri tersebu dimakan (misalnya keracunan
clostridium perfringens).
Waktu
inkubasi (yaitu waktu antara saat makanan tercemar dimakan dengan munculnya
gejala pertama) adalah lebih lama untuk tipe infektif daripada keracunan pangan
tipe toksin.
1.
Salmonella
Salmonella
adalah bacili aerobil yang tidak membentuk spora. Mereka menyebabkan penyakit
tipe infektif pada orang-orang sehat, kira-kira satu juta organisme hidup yang
perlu dimakan untuk bisa menyebabkan keracunan pangan.
Salmonella
dijumpai dalam usus manusia dan beberapa binatang, dan konsekuensinya
terekskresi dalam tinja atau kotoran. Salmonella sering terddapat pada daging
dan jerohan, terutam pada unggas. Telur itik seringkali mengandung bakteri dan
telur ayam dapat mempunyai bakteri pada kulitnya. Susu segar sapi pembawa
salmonella dapat mengandung organisme hidup tetapi akan mati selama
pasteurisasi.
Salmonella
dapat menyebar ke pangan oleh serangga, hama, kutu dan binatang piaraan.
Salmonella dalam bahan pakan binatang, terutama dalam tepung ikan impor dapat
menyebabkan infeksi pada hewan-hewan petani. Satu dari kebanyakan cara
penyebaran salmonella adalah karena kontaminasi silang dari daging mentah dan
unggas ke makanan yang sudah dimasak selama penanganan dan penyiapannya di
dapur.
Salmonella
mudah dibunuh dengan panas, mereka tidak menghasilkan spora yang tahan panas
ataupun toksin. Dalam upaya untuk mengurangi resiko keracunan salmonella,
orang-orang yang menangani pangan harus melakukan tindakan pencegahan sebagai
berikut :
a. Daging dan unggas beku harus dicairkan dulu sebelum
dimasak.
b. Hidangan harus dimasak dengan sempurna.
c. Daging mentah harus tidak dibiarkan menetes pada daging
yang sudah dimasak.
d. Pisau, talenan, pengiris daging dan sebagainya harus
dipisahkan antara yang dipakai untuk daging-daging dan unggas mentah dengan
daging yang sudah dimasak.
e. Bahan pangan yang mungkin menyebabkan keracunan
salmonellae harus disimpan dalam pendingin.
Gejala-gejala
penyakit akibat salmonella. Gejala-gejala salmonellosis bersama-sama dengan
keracunan makanan stephylococccus. Serangannya tidak begitu cepat sesuai dengan
kenyataan bahwa tidak ada racun yang hadir pada makanan. Sakit yang ditimbulkan
adalah karena begitu banyak mencerna bakteri. Masa inkubasinya berubah-ubah
dari 3-72 jam, dengan rata-rata 12-24 jam. Masa inkubasi dari jenis yang umum
dari “ keracunan makanan” oleh salmonella lebih pendek daripada spesies
salmonella yang dapat menyebabkan penyakit juga mengakibatkan disentri basiler.
Kehebatan sakit yang
diderita bergantung kepada :
a. Corak salmonella
yang bekerja
b. individu jasad renik
yang dapat disangka menimbulkan penyakit
c. jumlah keseluruhan
dari sel yang bekerja pada makanan
Gejala-gejala yang
nampak termasuk :
a. Mabuk/rasa
mual
b. Muntah-muntah
c. Sakit perut
d. Rasa kedinginan
e. Sakit kepala
f. Hilang kekuatan
g. Buang air berbau
h. Sering ingin buang air
i.
Otot-otot merasa
lemah
j.
Pingsan
k. Rasa mengantuk
l.
Haus
2.
Staphylococcus Aureus
Staphylococcus
bersifat aerob fakultatif, dan oleh karenanya mereka bertahan hidup tanpa
oksigen. Mereka tidak membentuk spora. Mereka menyebabkan penyakit tipe toksin
dan toksinnya tahan terhadap pemanasan. Oelh karenanya walaupun bakterinya
sendiri mudah mati karena panas (pemanasan pada suhu 66 derajat celcius selama
10 menit cukup untuk membunuh mereka), toksinnya dapat bertahan pada suhu 100
derajat celsius yaitu suhu air mendidih selama 30 menit. Organisme tersebut
dapat dijumpai pada hewan,seperti lembu dan kambing dan kemungkinan dalam susu
segar.
Bakteri
ini disebarkan oleh para pengelola pangan, selama pemasakan dan penyiapannya.
Penanganan pangan dengan tangan yang tidak menggunakan peralatan memadai,
barangkali merupakan cara penyebaran yang paling umum, terutama jika orang yang
menangani pangan mengalami infeksi atau luka pada tangannya. Batuk dan bersin
dekat dengan pengan dapat menyebabkan kontaminasi, dan rambut yang jatuh pada
makanan atau menggantung dekat makanan juga dapat menimbulkan bahaya.
Banyak
keracunan pangan karena bakteri ini disebabkan oleh daging dingin seperti ham
dan lidah, dan pastel daging dingin. Penggunaan nitrat dan pengawet yang sejenis
pada daging ini hampir tak berpengaruh pada pertumbuhan bakteri ini. Keracunan
juga dapat disebabkan oleh sajian daging yang lain, terutama ketika daging
diolah dalam masakan yang dihangatkan kembali.
Staphylococcus mudah dibunuh dengan
panas tetapi eksotoksin yang dilepaskan ke dalam pangan lebih tahan terhadap
panas dan dapat bertahan sampai 30 menit pada atitik didih air. Dalam upaya
mengurangi resiko keracunan staphylococcus, pengelola maknanan harus melakukan
tindakan pencegahan sebagi beikut :
a. Harus diprlihara standar hygiene yang tinggi bagi setiap
orang.
b. Daging yang sudah dimasak harus dipegang dengan penjapit.
c. Pangan yang mudah menyebabkan keracunan oleh
staphylococcus harus disimpan dalam pendingin.
Pengawasan atas
penyakit karena makanan yang tidak sehat yang disebabkan karena Staphylococcus
aerus termasuk :
a. Tata cara sanitasi yang bersifat pencegahan sehubungan
dengan para pelayan penanganan makanan; sebab badan manusia merupakan sarang
utama bagi Staphylococcus aerus.
b. Tindakan yang berdaya guna untuk mnecegah perbanyakan
jasad renik di dalam makanan selama kegiatan persiapan, pelayan dan
penyimpanan.
c. Penggunaaan panas untuk menghancurkan pencemar.
3.
Clostridium Perfringens (welchii)
Clostridium welchii
yang telah diklasifikasikan kembali dan sekarang dikenal namanya yang lebih
modern, Clostridium Perfringens adalah bacillus pembentuk spora bersifat
anaerobik. Penyakit karena bakteri ini timbul karena mamakan makanan yang
mengandung sejumlah besar bakteri hidup, yang kemudian membebaskan toksin dalam
saluran pencernaan.
Organisme
tersebut terdapat di tanah dan sporanya dapat bertahan hidup untuk waktu yang
lama pada debu dan kotoran. Lalat dan lalat hijau sering kali mengalami infeksi
berat oleh Clostridium Perfringens. Contoh kasus : potongan daging sapi yang
digiling, dimasak pada siang hari dan dibiarkan semalam di tempat penyimpanan
makanan, kemudian diris-iris dan dimakan dalam keadaan dingin pada hari
berikutnya. Sehingga sejumlah penyantap makanan menderita sakit perut.
Dalam
upaya untuk mengurangi resiko keracunan Clostridium Perfringens, pengelola
makanan harus melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut :
a. Potongan daging yang memiliki berat lebih dari 2,7 kg
harus dipotong menjadi potongan yang lebih kecil sebelum dimasak.
b. Daging dan unggas yang telah dimasak harus didinginkan
dengan cepat sebelum disimpan dalam pendingin. Barangkali perlu membagi daging
dengan volume besar ke wadah yang lebih kecil untuk memudahkan pendinginan.
Potong-potongan daging harus diambil dari air perebusnya segera setelah selesai
pemasakan.
c. Daging mentah dan daging yang sudah dimasak harus
disimpan terpisah.
d. Ruang penyiapan dan peralatan untuk daging mentah dan
daging yang sudah diolah harus dipisahkan.
4.
Bacillus Cereus
Bacillus
Cereus adalah bacillus bersifat aerobik, membentuk spora dan memproduks eksotoksin yang dilepaskan ke
pangan. Bacillus Cereus terdapat di tanah, debu dan air. Seringkali pada pangan
serealia, terutama pada beras dan tepung jagung. Contoh kasus : 13 pelanggan
nasi goreng muntah-muntah 1-6 jam setelah makan dan diantaranya menderita
diare. Karena telah terjadi kebiasaan dalam dapur urmah makan, bahwa nasi
goreng ditanak dulu pada hari sebelumnya kemudian dibiarkan untuk
diangin-anginkan semalam pada suhu kamar, dan juga menambahkan sisa nasi dari
penanakan sebelumnya ke penanakan nasi yang baru sehingga terdapat bakteri
Bacillus Cereus yang menyebabkan diare dan muntah-muntah setelah makan nasi
goreng tersebut.
Dalam
upaya mengurangi resiko keracunan Bacillus Cereus pengelola pangan harus
melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut :
a. Selain dari beras, puding susu dan saus tepung
jagung harus didinginkan secara cepat dengan disimpan di pendingin
b. Jika pemanasan kembali dirasa perlu, ia harus dipanaskan
secara cepat dan sempurna dan disajikan secepat mungkin.
E. Pencegahan Keracunan Pangan
Untuk
mencegah keracunan pangan, harus dijaga standar hygiene yang ketat. Juga secara
estetika makanan akan enak jika disiapkan pada kondisi hygienis. Tujuan utama
hygiene makanan adalah :
1. Mencegah makanan terkontaminasi oleh bakteri penyebab
keracunan pangan.
2. Mencegah perbanyakan bakteri penyebab keracunan yang
terdapat dalam pangan.
Keracunan pangan karena
bakteri dapat berasal dari tiga sumber :
1. Orang-orang yang menangani makanan
2. Lingkungan
3. Bahan pangan
a.
Hygiene perorangan
Hygiene pribadi adalah suatu pencegahan yang menitik beratkan pada usaha
kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada (Retno. Dkk, 2002). Kata hygiene digunakan untuk menggambarkan penerapan
prinsip-prinsip kebersihan untuk perlindungan kesehatan manusia. Brownell (R.
Sihite, 2000) menyatakan higiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan. Personal higiene adalah suatu tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisisk dan psikis.
Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan personal
higiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan (Retno. dkk, 2002).
Di dalam undang- undang nomor 2
tahun 1996, dinyatakan sebagai kesehatan masyarakat yang meliputi semua usaha
untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan badan, jiwa,
baik untuk umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar
kelanjutan hidup yang sehat, serta mempertinggi kesehatan dalam
perikemanusiaan. Personal higiene mengacu kepada kebersihan perseorangan.
Kesehatan manusia merupakan sumber potensial mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia.
Tujuan dari personal higiene
adalah (Tarwoto dan Wortonah, 2004) :
a.
Meningkatkan
derajat kesehatan seseorang
b.
Memelihara
kesehatan diri seseorang
c.
Memperbaiki
personal higiene yang kurang
d.
Mencegah
penyakit
e.
Menciptakan
keindahan
f.
Meningkatkan
rasa percaya diri
Hygiene
perorangan mencakup semua aturan hygiene, yang menjadi tanggung jawab individu
dan semua pengelola makanan, harus mempunyai pengetahuan dasar tenteng
pentingnya peraturan-peraturan tersebut. Uraian di bawah ini mencakup beberapa
butir terpenting dari hygiene perorangan.
·
Pencucian tangan
Tangan harus sering
dicuci, terutama :
o Sebelum mengelola makanan di dapur. Hal ini sangat
penting karena bakteri staphylococcus aerus dapat menempel pada permukaan
kulit.
o Di antara tahapan operasi pengelolaan pangan. Ini penting
untuk mencegah kontaminasi silang dari semua tipe bakteri penyebab keracunan
makanan dari bahan mentah ke bahan yang sudah diolah.
o Sesudah buang hajat dan sebelum meninggalkan ruang
pencuci.
o Sesudah merokok, batuk dan bersin dan sesudah menggunakan
sapu tangan.
·
Batuk dan bersin
Batuk dan bersin
dapat menjadi sarana penyebaran staphylococci ke makanan atau permukaan tempat
bekerja dan oleh karenanya harus dicegah dimanapun makanan dikelola secara
terbuka. Sapu tangan atau tisu harus dipakai setiap waktu. Kertas tisu sekali
pakai lebih baik karena dapat langsung dibuang. Tangan harus dicuci setelah
menggunakan tisu atau sapu tangan.
·
Merokok
Merokok mendapat asap dan tar ke dalam paru-paru perokok hanya membandingkan paru yang sehat di sebelah kiri dengan perokok menghitam paru di sebelah kanan .Banyak perokok juga menderita penyakit paru-paru seperti bronkitis atau kanker paru-paru .Asap rokok bisa sangat berbahaya untuk orang-orang yang tidak merokok .Itu juga risiko kesehatan karena mereka menghirup beberapa asap beracun . Banyak tempat seperti bioskop dan restoran , memiliki area bebas asap rokok .
Merokok di tempat
penyiapan makanan adalah melawan hukum. Merokok melibatkan kontak antara tangan
dengan mulut dan dapat menyebabkan menyebarnya staphylococcus aureus.
·
Pakaian yang
dipakai di luar ruang kerja
Pakaian yang dipakai
di luar ruang kerja harus disimpan dalam almari di luar ruang makanan, karena
sering terkontaminasi oleh bakteri staph dan streptococcus. Kontaminasi ini
terutama terjadi di tempat-tempat yang banyak orang. Lebih-lebih jika orang
sering mempergunakan sarana transportasi umum.
·
Pakaian pelindung
Pakaian pelindung
harus dipakai oleh semua pengelola makanan. Ini merupakan ketentuan
undang-undang dan harus bersih serta mnutup semua bagian tubuh yang dapat
menyebabkan kontaminasi makanan. Beju pelindung harus dicuci secara
teratur.sebab jika tidak, merupakan sumber bakteri yang berbahaya. Kain penutup
kepala harus dirancang untuk mengatur/menahan rambut tetap pada posisinya.
Karena rambut dan ketombe merupakan sumber yang potensial untuk kontaminasi
oleh bakteri, terutama staph. Jika rambutnya panjang harus diikat ke belakang
dan rambut jangan disentuh atau disisir berdekatan dengan makanan. Bahaya
utamanya adalah perpindahan bakteri dari rambut ke tangan kemudaian ke makanan.
·
Luka karena pisau,
parut, bisul dan bintik-bintik infeksi
Luka yang terbuka,
terparut, bisul dan luka yang membusuk seringkali merupakan tempat
persembunyian staphylococci dan peraturan menghendaki bahwa ini harus ditutup
dengan sarana penutup yang bersih, tahan air jika mengelola makanan.
·
Kuku
Kuku yang panjanga
dan kotor merupakan tempat kotoran dan bakteri, oleh karenanya kuku jari harus
bersih dan pendek. Cat kuku tidak perlu dipakai oleh pengelola makanan.
·
Perhiasan
Perhiasan perorangan
dapat merupakan tempat bakteri atau dapat jatuh ke makanan. Oleh karenanya
perhiasan tidak perlu dipakai pada pengelola makanan.
·
Kesehatan
Setiap perorangan
yang terlibat dalam pengelolaan makanan dan sedang menderita diare,
muntah-muntah, luka membusuk, bisul-bisul atau telinga, mata atau hidungnya
mengeluarkan kotoran harus memberitahu majikannyadan tidak menangani makanan.
Demikian pula, jika pekerja menderita carrier tifus atau paratifus atau
sembarang penyakit infeksi seperti salmonella, disentri amuba atau basiler,
atau infeksi ynag dapat menyebabkan keracunan makanan, dia harus memberitahu
atasannya yang kemudain memberitahu dokter masyarakat.
b.
Hygiene dalam dapur
Peraturan hygiene
yang dikategorikan sebagai hygiene dapur meliputi aturan-aturan pada rancangan,
tat letak (lay out) dan pemeliharaan dapur serta peralatan di dalamnya.
·
Pencucian alat-alat
Semua peralatan
harus dicuci secara teratur dengan air yang mengandung detergen. Detergen harus
dapat menurunkan tegangan permuakaan air sehingga seluruh permukaan barang
menjadi bersih dan tertutup keseluruhannya dengan air. Detergen juga harus
merupakan agensia pengemulsi yang baik untuk mempertahankan kotoran dalam
bentuk suspensi, sehingga lemak dan kotoran tidak membentuk “scum” (kotoran
yang mengapung) yang dapat pada barang lain. detergen juga harus tidak toksin,
secara kimiawi stabil dan mudah dihilangkan. Suhu air pencuci sebaiknya 63
derajat celcius. Pada suhu tersebut hampir semua kotoran dan lemak dapat
dihilangkan. Jika suhunya lebih tiggi, protein akan menempel pada peralatan dan
ini tidak dikehendaki.
Selama proses
pembersihan, alat sebaiknya disterilkan. Sterilisasi dapat dicapai dengan
penggunaan panas maupun bahan kimia. Pada mesin pencucian piring, peralatan
disterilkan dengan panas.
Jika pencucian
dilakukan dengan tangan, harus digunakan sekurang-kurangnya dua bak pencelup.
Bak pencelupan pertama berisi air pencuci dengan dtergen dan bak pencelup kedua
berisi air pembilas. Suhu air pembilas sebaiknya antara 77-100 derajat celcius.
Piring-piring harus direndam dalam air pembilas dapat sampai dua menit.
Tergantung pada suhu air yang dipakai. Bak pencelupan ketiga yang berisi air
dingin dan disinfektan dianjurkan untuk dipakai. Proses pembilasan memiliki dua
fungsi yaitu menghilangkan semua bekas detergen dan disinfektan serta membunuh
sembarang bakteri yang mungkin berada pada alat. Suhu harus cuckup tinggi untuk
memungkinkan alat menjadi kering angin, tanpa perlu penggunaan kain lap. Kain
lap merupakan tempat mikroorganisme yang berbahaya, yang dapat mimindahkannya
dari satu alat ke alat yang lain.
·
Rancangan peralatan
dan bangunan
a. Peralatan dan permukaan tempat bekerja.
Ini harus terbuat
dari bahan kedap, mudah dibersihkan dan tidak bereaksi dengan bahan pangan.
Logam nir-karat telah banyak digunakan, tetapi untuk beberapa jenis peralatan
menjadi sangat mahal. Untunglah, plastik memberikan alternatif yang memadai.
Logam yang digalvanisasi hampir selalu tidak sesuai, karena mudah mengalami
korosi dan sukar dibersihkan. Kayu yang lunak sering dipakai untuk rak-rak,
tetapi harus dilapisi dengan permukaan yang keras dan kedap, karena permukaan
kayu tanpa perlakuan sangat mudah terkontaminasi dan sukar dibersihkan. Papan
pemotong lebih baik terbuat dari plastik atau karet yang dipadatkan dearipada
terbuat dari kayu. Bagian kayu yang boleh kontak dengan bahan pangan harus
balok kayu pemecah yang keras. Dan harus disikat secara teratur dengan air yang
mengandung detergen dan disinfektan untuk mencegah akumulasi mikroorganisme
yang berbahaya. Semua peralatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga semua
sudut-sudutnya melengkung. Hal ini penting pada bak atau wadah, karena
pertikel-pertikel pangan akan mengumpul di pojok-pojok memberi kesempatan yang
baik untuk berbiak bagi bakteri dan berbagai macam kutu.
b.
Bangunan
Bangunan harus
dirancang sedemikian rupasehingga mudah dibersihkan. Dalam hal bangunan lama,
jika memungkinkan sebaiknya dibuat perubahan-perubahan seperlunya untuk
mempermudah pembersihan. Bangunan bersih dan kondisinya baik, penyinaran dan
ventilasinya cukup adalah esensial.
c.
Dinding
Pemasangan ubin pada
dinding memberi banyak keuntungan. Tetapi ubin bukan perlengkapan yang keras
sehingga mudah rusak dan memiliki kecenderungan mudah lepas dari dinding jika
terkena panas tinggi, misalnya di belakang tempat pemanggangan dan oven. Pada
daerah ini lebih baik dipasang pelapis logam pada dinding, sejauh lapisan
tersebut rapat , untuk mencegah berbagai binatang kecil bersarang di
belakangnya. Di semua bagian yang lebih tinggi, dindingnya dilapisi dengan
perekat yang bagus dan keras kemudain dilapisi dengan cat high gloss untuk
membentuk permukaan yang bagus, yang mudah dibersihkan.
d.
Lantai
Lantai di banyak
dapur ditutup dengan ubin dari bahan galian. Ubin ini terus dipasang serapat
mungkin satu sama lain karena jika terbentuk celah yang lebar antar ubin,
kotoran akan terakumulasi. Bangunan lebih besar dan lebih modern sekarang
menggunakan lantai terusan. Misalnya epoksi resin yang dapat dipasang dari
dinding ke dinding, permukaan tipe ini mudah dibersihkan dibandingkan dengan ubin.
Yang juga penting adalah pada sudut-sudut lantai dengan dinding sipasang
lekukan ubin dengan radius sekurang-kurangnya 2 cm.
c.
Penanganan
limbah
Barang
buangan atau kotoran tidak boleh terakumulasi atau tinggal dalam ruang tempat
pengelolaan makanan, kecuali jika tidak bisa dihindarkan. Lebih baik jika
limbah disimpan di halaman di luar ruangan tempat penyiapan makanan dan harus
disimpan dalam bak yang tertutup rapat untuk mencegah serangan
binatang-binatang kecil terhadap makanan. Bak harus dikosongkan dan dicuci
secra teratur dan harus didirikan pada jarak 30 cm di atas dasar yang terbuat
dari beton dan mudah dikeringkan, yang harus dibersihkan secara teratur.
d.
Pengendalian hama
Tikus
dan mencit sering membawa salmonella dan patogen lainnya di dalam tinjanya.
Lagipula mereka juga membawa bakteri pada kaki dan kulitnya yang berbulu dan
dapat mengkontaminasi makanan yang tidak ditutupi dan permukaan tempat bekerja.
Untuk mencegah merajalelanya binatang pengerat, bangunan pengelolaan pangan
harus dujaga bersih dan dalam perawatan yang baik. Racun seperti warfarin,
dapat dipakai untuk membunuh tikus maupun mencit, walaupun jika dicurigai bahwa
hama ini sudah merajalela, harus dimintakan petunjuk para ahli dari perusahaan
spesialis pengendali hama gudang atau dari departemen kesehatan setempat.
Tanda-tanda adanya infestasi(serangan merajalela) adalah “ bekas gerogotan”,
“kotoran” dan kerusakan pada pangan dan wadah.Lalat juga membahyakan kesehatan
dalam ruangan pengelolaan makanan, karena mereka membawa petogen pada badan dan
kotorannya.
Kecoa
juga dijumpai dalam bangunan pengelolaan pangan. Kecoa hidup dan memperbanyak
diri di tempat yang hangat, gelap, lembab, seperti di belakang oven dan pipa
air panas. Kecoa dijumpai di bangunan yang kotor dan di tempat-tempat diamana
makanan tercecer di malam hari. Penyebarannya harus ditanggulangi dengan
semprotan insektisida atau menggunakan permis dengan petunjuk para ahli.
F. Kebiasaan Baik untuk Menciptakan Hidup Sehat
Kebiasaan-kebiasaan
Baik untuk Menciptakan hidup sehat :
1.
Memelihara kebersihan dan kesehetan pribadi dengan baik
Hidup sehat dimulai dari "diri sendiri". Dapat dikatakan
bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena "upaya" kita sendiri.
Oleh sebab itu kesehatan perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan
penting. Kesehatan pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita
masing-masing yaitu meliputi ; kesehatan kulit rambut dan kuku kesehatan mata,
hidung, telinga mulut dan gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih
serta melakukan gerak dan istirahat. Berbagai macam penyakit dapat dicegah
dengan menjaga kebersihan. Oleh sebab itu, memelihara kesehatan pribadi dimulai
dengan memelihara kebersihan bagian-bagian tubuh kita. Perlu diperhatikan pula
masalah pengaruh sinar matahari pada kulit kita. Diwaktu pagi hari, sinar
matahari berguna untuk kulit, yaitu mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D
yang penting bagi kulit. Tetapi berjemur atau berpanas-panasan secara
berlebihan di bawah sinar matahari yang terik tidak baik bagi kulit dan
kesehatan. Dalam jangka waktu yang panjang, sinar ultraviolet dalam sinar
matahari, dapat menembus sampai lapisan epidermis dan dapat menyebabkan kanker
kulit.
2. Makan
makanan sehat
Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi penyediaan
energi untuk tubuh kita, tetapi juga merupakan kebutuhan penting untuk
kesehatan dan kelangsungan hidup. Makanan menyediakan zat-zat gizi yang
diperlukan untuk berbagai proses didalam tubuh kita. Perlu diketahui, bahwa
tidak ada makanan yang mengandung semua zat gizi secara komplit. Oleh sebab
itu, kita perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk menjamin terpenuhinya
kecukupan zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur. Disinilah perlunya setiap orang menerapkan hidangan gizi
seimbang. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga,zat
pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari secara seimbang,
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi aneka
ragam makanan dalam menu kita sehari-hari. Keadaan ini nanti akan tercermin
dari derajatkesehatannya, tumbuh kembangnya (pada anak-anak) serta
produktivitasnya yang optimal. Selain itu, makanlah sesuai usia. Apabila kita
sudah memasuki usia lanjut (Lebih dari 50 tahun) kita membutuhkan
makanan yang lebih sedikit. Oleh sebab itu, kita perlu mengurangi lemak, gula,
dan tepung atau karbohidrat. Selain sesuai usia, makanlah sesuai kebutuhan,
tidak berlebihan.Orang yang tidak bekerja keras membutuhkan lebih sedikit
makanan daripada orang yang bekerja keras. Untuk mendapatkan berat badan yang
sehat, perlu diperhatikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran energi.
Artinya bila kita makan terus menerus melebihi kebutuhan tubuh kita atau tidak
seimbang dengan aktivttas fisik yang klta lakukan, maka akan terjadi kelebihan
energi. Semua ke lebihan energi akan diubah menjadi lemak sehingga kita akan
mengalami kegemukan.
3. Memelihara Kesehatan
Lingkungan
Hidup
sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu,
kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan.
Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang
yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan
kotor dapat menjadi sumber penyakit.
Dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan ada 3 faktor yang harus-
pertama-tama diperhatikan, yaitu :
a. Tersedianya air
bersih
b. Pembuangan sampah
dan air limbah
c. Menjaga kebersihan
dan kesehatan kamar mandi, jamban atau WC .
Selain
faktor tersebut, kualitas udara perlu juga mendapat perhatian. Karena kualitas
udara dalam suatu ruangan merupakan ukuran dari keamanan setiap orang yang berada
atau bekerja di ruangan tersebut. Bila seseorang telah lama berada atau bekerja
dalam bangunan yang udaranya tercemar, ia dapat mengalami apa yang disebut Sick
Building Syndrome atau Sindroma Penyakit Bangunan. Keluhan-keluhan yang timbul
adalah sering sakit kepala, mual, sesak bernafas selalu letih dalam mengantuk,
timbul gangguan-gangguan kulit dan gejala-gejala mirip influenza.
10 pelayanan penting kesehatan masyarakat :
1. Monitor
status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
2. Mendiagnosa
dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan di masyarakat
3. Menginformasikan
, mendidik dan memberdayakan masyarakat tentang masalah kesehatan
4. Memobilisasi
kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan
5. Mengembangkan
kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan perorangan dan masyarakat
6. Menegakkan
hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keamanan
7. Link masyarakat untuk membutuhkan layanan kesehatan pribadi dan menjamin penyediaan pelayanan kesehatan saat dinyatakan tidak tersedia
8. Menjamin kesehatan masyarakat yang kompeten dan pribadi tenaga kerja kesehatan
9. Evaluasi efektivitas , aksesibilitas , dan kualitas pelayanan kesehatan pribadi dan penduduk
10. Penelitian untuk wawasan dan inovatif solusi baru untuk masalah kesehatan
4. Pemeriksaan
Kesehatan Secara Berkala
Selain
hal-hal yang perlu kita lakukan dalam rangka memelihara kesehatan diri kita
sendiri, ada satu hal yang perlu kita lakukan juga, yaitu pemeriksaan kesehatan
secara berkala. Dengan pemeriksaan kesehatan ini maka kemungkinan adanya
gangguan kesehatan atau gangguan penyakit akan diketahui lebih dini atau lebih
awal. Sehingga pengobatannya akan lebih mudah daripada bila penyakitnya sudah
parah. Bagi mereka yang dibawah 40 tahun, pemeriksaan kesehatan cukup dilakukan
2 tahun sekali. Tetapi bagi mereka yang berumur 40 tahun keatas, sebaiknya
melakukannya satu tahun sekali.
5. Menghindari
kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan
Beberapa
kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah
a. Merokok
Jangan
merokok, karena asap yang ditimbulkan dari merokok sangat membahayakan
kesehatan paru-paru, baik bagi si perokok maupun orang-orang disekitarnya.
Tidak benar
bila berhenti merokok dapat bertambah berat badan. Mengendalikan berat badan
dapat dilakukan dengan pengaturan makanan dan latihan jasmani yang teratur.
Tidak benar
merokok dapat membantu memusatkan dan menjernihkan pikiran. Hal yang terjadi
justru sebaliknya, merokok dapat merusak kerja sistem syaraf kita.
b. Minum alkohol dan
obat terlarang (narkotika dan zat adiktif)
Jangan minum
alkohol dan makan obat terlarang, karena dapat mengakibatkan hilangnya
kesadaran, kecanduan dan ketergantungan.
Alkohol dan
obat terlarang dapat merusak lambung, hati jantung dan sistem syaraf.
Jauhkan diri
dari kebiasaan minum obat , kecuali atas petunjuk dokter.
Tidak benar
menggunakan alkohol dan obat terlarang dapat menyelesaikan persoalan dan
meringankan kekecewaan latihan mental dan menjalankan hidup sesuai ajaran agama
yang dianut adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah.
Bila ada
persoalan, sebaiknya dilakukan konsultasi dengan ahlinya (dokter, psikologi,
dan pemuka agama).
c. Kebiasaan yang
memungkinkan tertularnya penyakit
Jangan
mengadakan kontak langsung atau bergaul rapat dengan orang yang menderita
penyakit menular.
Jangan
memakai perlengkapan pribadi orang lain, seperti handuk, pakaian,
sendok,piring, sikat gigi, sisir, apalagi milik penderita penyakit menular
Jaga
kebersihan pribadi dan keberhasilan lingkungan
Jangan
melakukan hubungan seksual diluar nikah atau berperilaku seksual yang
menyimpang (homoseks, seks bebas), karena dapat terkena penyakit menular
seksual (PMS) termasuk HIV AIDS.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan yang rusak
bisa terjadi karena pemilihan bahan yang keliru, pembuatan ramuan yang tidak
tepat, penanganan yang salah, penyimpanan yang kurang benar, penggunaan suhu
dan kelembaban yang kurang pengawasan secara cermat, pengangkutan yang tidak
mengikuti petunjuk, penyajian yang ceroboh serta perlakuan yang bertentangan
dengan sifat-sifat makanan itu sendiri. Dan akibatnya bakteri atau jasad renik
lain dapat masuk ke dalam makanan dan mengakibatkan makanan tersebut rusak dan
akan mengakibatkan keracunan bila dimakan. Makanan yang rusak bisa menjalar ke
makanan yang sehat bila tidak diwaspadai, karena bisa terjadi pencemaran silang
sehingga merugikan dalam jumlah dan nilai yang besar, baik bagi pengguna
makanan, masyarakat dimana makanan iu berada, serta pada industri makanan dan
industri pelayanan makanan.
B. Saran
Bagi pengelola :
lebih memperhatikan semua yang berkaitan dengan rusak dan baiknya pangan baik
dari proses pemilihan sampai penyajian dan penyimpanan.selain itu juga personal
hygiene dan kebersihan lingkungan lebih diterapkan dan ditingkatkan sehingga kemungkinan
kerusakan pada makanan lebih kecil.
Bagi pengonsumsi :
lebih selektif dalam memilih makanan yang sehat. Perhatikan lingkungan makanan
tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
Saksono, Lukman. 2007.Pengantar Sanitasi Makanan.Bandung.P.T.Alumni
Gaman, P.M dan K.B.
Sherrrington.1994.Ilmu Pangan Pengantar
Ilmu Pangan,Nutrisi dan Mikrobiologi.Yogyakarta.Gadjah Mada University
Press
Peacock,Graham dan
Tterry Hudson.1993.The Super Science Book
of Our Bodies.New York.Wayland Ltd
A
survey of food hygiene and safety training in the retail and catering industry
Worsfold, Denise;Griffith,
Christopher J
Nutrition and
Food Science; Mar/Apr
2003; 33, 2; ProQuest Nursing & Allied Health Source
pg. 68
Using
10-Essential-Services Training to Revive, Refocus, and ...
Osaki, Carl S;Hinchey,
Deborah;Harris, Joy
Journal of
Environmental Health; Jul/Aug 2007; 70, 1; ProQuest Nursing & Allied
Health Source
pg. 12
Nasution,
Siti Khadijah. "Meningkatkan status kesehatan melalui pendidikan kesehatan
dan penerapan pola hidup sehat." Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. Available from URL: library. usu. ac.
id/download/fkm/fkm-siti% 20khadijah. pdf (2004).
TAHAKU,
NURSHANTY TAHAKU. Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Uji Keberadaan Bakteri
Escherichia coli Pada Es Buah Yang Dijajakan Dipasar Jajan Kota Gorontalo.
2014. PhD Thesis. Universitas Negeri Gorontalo.
No comments:
Post a Comment