HUBUNGAN INTRA DAN ANTAR KELUARGA
Makalah
Disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Kesejahteraan Keluarga
Disusun oleh:
Febry Fitri Astuti (5401415015/2015)
Via Khasanah (5401415024/2015)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
HALAMAN MOTTO
Ø
“sebaik-baiknya
sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan
sebik-baik tetangga adalah orang yang baik terhadap tetangganya” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Ø
“karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (QS.
Al-INSYIRAH 5-6)
Ø
Man jadda wa jadda, barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya
Ø
Bukan tentang
hasil, tapi hargailah sebuah proses
Ø
Gunakanlah waktumu
sebaik mungkin, karena waktu adalah salah satu syarat menuju ke masa depan yang
cemerlang
Ø
Janganlah meremehkan
orang lain, sesungguhnya orang lain adalah kamus hidup yang berjalan
Ø
Kebaikan
tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan
Ø
Lebih baik
mencoba tapi gagal, daripada tidak sama sekali mencoba
Ø
Lakukan
yang terbaik dan yang terbaik, maka Allah SWT akan memberikan hasil dari upaya
kita hari ini
Ø
Berusaha
adalah langkah awal meraih mimpi
Ø
Hasil
tidak akan pernah mengkhianati usaha
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini hingga selesai dengan baik.
Makalah dengan judul “Hubungan Intra
dan Antar Keluarga”. Bertujuan guna melengkapi tugas Ilmu Kesejahteraan
keluarga semester satu ini.
Kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami, serta tidak lupa disini kami mohon maaf apabila ada kesalahan baik
yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja dalam
penulisannya maupun kesalahan pada letak penempatan penyusunan makalah
ini.
Kami menerima segala masukan, saran serta kritikan dari
para pembaca dan dosen pembimbing. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat bermanfaat, dapat memberikan
pencerahan dan menambah wawasan serta pengetahuan
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……............................................................................... i
HALAMAN MOTTO …….............................................................................. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………….……...... iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………...………… 1
A. Latar
Belakang.............. ……………………………………..…... 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………... 1
C. Tujuan
Penulisan ……………………………………………... 1
D. Manfaat
Penulisan ………………………………………...……….. 2
E.
Sistematika Penulisan …...…………………………………………... 2
BAB II LANDASAN TEORI ...……………………………….………… 3
A. Keluarga.......................................................................................... 3
B. Hubungan
Intra Keluarga………………………………....……. 4
C. Hubungan
Antar Keluarga ………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 12
A. Kesimpulan ………………………………………………… 12
B. Saran ……………………………………………………….. 12
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Keluarga
adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat dengan
adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan
ank biasanya disebut keluarga inti. Keluarga ini memiliki fungsi dimana
individu-individu itu pada dasarnya dapat menikmati bantuan utama dari
sesamanya, serta keamanan dalam hidupnya.
Selain
itu, dalam keluarga inti, anak-anak yang masih belum berdaya mendapat
pengasuhan dan pendidikan pertama kali, Mattewatie anna (dalam Kuntjaraningrat
1990 : 110). Namun menurut sebagian masyarakat bahwa yang disebut keluarga
tidka hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Akan tetapi orang yang hidup
serumah bisa saja disebut keluarga dengan ada atau tidaknya hubungan darah.
Dalam
suatu keluarga, apalagi keluarga itu tidak terdiri dari ayah, ibu dan anak
masih ada orang lain yang hidup bersama dalam satu ruamh, maka dirasa cukup
rawan konflik. Itu tentunya dalm keluarga tersebut ada aturan-aturan tertentu
yang harus dipatuhi, namun belum tentu diterima oleh anggota di keluarga inti.
Pada kehidupan keluarga inti, terdapat berbagai macam norma atau aturan yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu seperti keagamaan, sopan santun,
sosialisasi, pendidikan, kejujuran dan lainnya.
B.
Rumusan Masalah
Supaya terfokus kepada
permasalahan dari tema yang dibahas, maka perlu dibuat rumusan masalah. Adapun
rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini:
Ø Keluarga
Ø Hubungan intra keluarga
Ø Hubungan antar keluarga
Ø Masalah-masalah keluarga
C.
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan beberapa hal. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan
karya tulis ilmiah ini:
Mengetahui
seberapa pentingkah hubungan intra dan antar keluarga dalam kehidupan.
D.
Manfaat Penulisan
Di dalam makalah ini sangat diharapkan agar ada manfaat yang
dapat diambil tersebut. Adapun manfaatnya, yaitu:
Dengan adanya makalah
ini, penulis berharap agar selalu menjaga hubungan yang baik di dalam keluarga,
karena teramat besar manfaatnya dalam perkembangan dan perlindungan anggota
keluarga. Dan juga agar hubungan antara keluarga satu dengan keluarga yang
lainnya dapat saling menyayangi dna saling menghormati.
E.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini terdiri dari 3 bab yang bertujuan
agar pembaca dapat memahami dan mengerti isi dari laporan ini, yang terdiri
dari :
Bab I
mengenai pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II
mengenai landasan teori atau pemaparan
tentang hubungan intra dan antar keluarga.
Bab
III mengenai penutup, yang terdiri atas kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KELUARGA
Keluarga
adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut. Dalam sebuah keluarga biasanya terdapat orang tua
(ayah dan ibu) dan anak. Dan yang disebut dengan keluarga tidak harus yang
menjadi anaknya itu darah daging dari orang tuanya sendiri, karena anak adopsi
atau anak asuh juga bisa menjadi anggota dari sebuah keluarga. Berikut adalah
ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page (Khairuddin,
1985: 12), yaitu:
1)Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2)Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3)Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis
keturunan.
4)Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap
kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
Setiap keluarga pasti menginginkan keluarganya
selalu harmonis dan komunikasi antara satu dengan yang lain selalu
terjaga. Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan
ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan dan kelangsungan generasi
masyarakat, belas-kasih dan pengorbanan, saling melengkapi dan menyempurnakan,
serta saling membantu dan bekerja sama. Maka dari itu, dalam suatu keluarga
pasti ada yang namanya suatu hubungan. Baik itu hubungan intra maupun antar
keluarga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata intra
berarti di dalam. Sedangkan hubungan
intra keluarga ialah hubungan antara individu yang satu dengan yang lain di
lingkungan anggota keluarga.
Sedangkan kata antar menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah datang tidak berjemput. Hubungan antar keluarga merupakan
hubungan antar individu di luar lingkungan keluarga. Makna dari hubungan antar
keluarga disini adalah hubungan anggota keluarga dengan anggota keluarga tetangga
serta kelurga masyarakat disekitarnya. Karena sebuah keluarga juga pasti akan
membutuhkan keluarga yang lainnya untuk bersosialisasi, berkehidupan
bertetangga.
B. HUBUNGAN
INTRA KELUARGA
Seperti
telah diketahui dari pengertian sebelumnya bahwa hubungan intra keluarga
merupakan pergaulan sehari-hari anggota keluarga dalam satu keluarga. Hubungan intra keluarga sangatlah penting
artinya dalam suatu keluarga, karena perkembangan putra-putri dari kanak-kanak
hingga dewasa sangatlah dipengaruhi dengan hubungan intra keluarga ini. Karena sangat pentingnya hubungan
intra keluarga hendaknya bapak/ibu sebagai pengendali rumah tangga haruslah
hati-hati dalam membina hubungan antar anggota keluarga, baik antara
bapak terhadap ibu, anak
terhadap kedua orang tua, kakek/nenek terhadap anak-anak maupun terhadap bapak
serta ibu dan sebagainya .
Pada hakekatnya hubungan antar anggota
keluarga ini harus terjalin dengan baik dan serasi tanpa membedakan anggota
keluarga yang satu dengan lainnya.Untuk itu antar anggota keluarga harus saling
menghormati, saling tenggang rasa dan saling sayang menyayangi, penuh cinta
kasih dan sebagainya. Saling pengertian, toleransi dan saling menghargai antara
suami istri merupakan pondasi dalam mencapai keharmonisan keluarga. Banyak cara
yang dapat ditempuh dalam membina hubungan antar anggota keluarga ini.
Contohnya saja melalui rekreasi bersama, melakukan pekerjaan rumah bersama,
makan bersama dan lain-lain yang dapat dilakukan secara bersama-sama. Guna
tercapainya kerukunan antar anggota keluarga, ayah dan ibu sebagai pengendali
rumah tangga haruslah lebih banyak meluangkan waktunya untuk untuk acara-acara
keluarga. Pekerjaan yang demikian ini memang kelihatannya sederhana dan sepele,
namun manfaatnya sangatlah besar bagi keluarga, karena dengan hal-hal yang
demikian itu justru mempertebal ikatan batin sehingga tumbuh rasa kasih sayang
dan rasa saling memiliki satu dengan yang lain. Walaupun dalam era sekarang ini
untuk menentukan waktu yang pas untuk bersama-sama satu keluarga itu susah,
tapi setidaknya ada waktu untuk melakukan hal tersebut. Paling tidak ketika
akhir pekan.
Orang tua merupakan
orang pertama yang membimbing tingkah laku anak. Pemberian bimbingan orang tua
terhadap anak dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dengan merespon,
menyetujui, menolak, menerima, membenarkan, menyalahkan, memotifasi, melarang
terhadap anak. Melalui bimbingan yang dilakukan sejak awal terbentuklah
norma-norma agama dan kesusilaan, norma-norma sosial dan hukum yang kesemuanya
untuk menanamkan perilaku sehingga anak dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan
yang baik dan dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang boleh dan tidak
dilakukan. Hal yang juga perlu diperhatikan orang tua adalah kedudukan atau
posisi anak, sebagai anak tunggal, anak sulung atau anak bungsu. Namun demikian
bukan berarti akan memberikan fasilitas yang berbeda berdasarkan posisi anak,
perlakuan yang berbeda pada anak-anak apalagi berlebihan akan menimbulakn efek
negatif bagi anak, misal iri hati atau rasa kurang percaya diri.
Keadaan yang baik akan
terjaalin apabila seluruh anggota keluarga sering berkumpul bersama baik dalam
suasana makan, bercanda ringan, mengerjakan pekerjaan rumah, secara tidak langsung
masing-masing anggota keluarga akan menceritakan pengalaman-pengalamannya atau
kesulitan-kesulitannya dalam rumah maupun diluar rumah . Apabila suatu
keluarga dalam keadaan yang demikian ini niscaya semua masalah anggota keluarga
dapat terpecahkan serta dapat mencari jalan keluarnya yang baik. Keadaan yang
demikian inilah memungkinkan dapat terjalin hubungan antar anggota keluarga
yang serasi dan harmonis baik lahir maupun batin.
Demikian juga faktor
komunikasi atau hubungan antar anggota keluarga merupakan hal yang teramat
penting dalam membangun keluarga yang bahagia dan harmonis. Hal-hal yang diperlukan dalam membangun
hubungan antar anggota keluarga adalah sebagai berikut:
Pertama, keterbukaan. Ada banyak kesulitan komunikasi
yang disebabkan oleh tidak adanya keterbukaan. Tanpa keterbukaan, maka
komunikasi kita hanya dipermukaan saja (tidak mendalam), sehingga tidak terjadi
hubungan yang intim. Keterbukaan membutuhkan rasa percaya dan kejujuran satu
sama lain. Suami : Belajarlah terbuka kepada istri dalam berbagai hal. Istri :
Doronglah suami untuk berbicara dan responlah dengan positif. Libatkan
anak-anak untuk aktif berkomunikasi, sehingga mereka terbiasa untuk
menyampaikan perasaan dan keinginannya
Kedua,
mendengarkan dengan antusias. Untuk mendengarkan dengan
antusias dibutuhkan beberapa hal berikut :
(1) Jangan memotong pembicaraan
lawan bicara (tunggu sampai selesai).
(2) Jangan tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan.
(3) Belajarlah menguasai emosi
(tanggapi segala hal dengan sabar)..
(4) Belajarlah menyimpan rahasia.
Ketiga, kenali perbedaan-perbedaan yang ditemui.
Tuhan menciptakan banyak perbedaan antara pria dan wanita, agar mereka saling
melengkapi. Seorang pria lebih mengutamakan pikiran sedangkan wanita lebih
mengandalkan perasaannya. Jadi dalam menanggapi sesuatu, maka pasti akan timbul
banyak perbedaan. Bila kita tidak mengerti hal ini, maka akan terjadi banyak
pertengkaran. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan pengertian dan kedewasaan dari
kedua belah pihak.
Dalam
pergaulan intra keluarga sifat penting yang harus dimiliki yaitu saling
menghormati, saling menyayangi, antar anggota keluarga juga saling membutuhkan.
Seorang ayah sangat membutuhkan peran ibu sebagai seorang istri yaitu untuk
merawat dan membesarkan anak, serta mengurus urusan rumah tangga lainnya.
Sebaliknya seorang istri membutuhkan suaminya untuk melindung dan memberikan
rasa aman dalam keluarga. Dalam membesarkan anak, ayah dan ibu saling
bekerjasama.Orang tua merupakan contoh dan teladan bagi anak. Anak akan meniru apa
yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Sementara
sang anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk mendapatkan kasih sayang,
mendapatkan pendidikan, mendapatkan perlindungan, dan mendapatkan apa yang
dibutuhkan seperti pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Seorang anak juga
harus menghormati, patuh, dan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan yang lebih penting lagi adalah
kerjasama diantara anggota keluarga tersebut, sehingga tercipta keluarga yang
harmonis.
Hubungan
antara saudara dengan saudara. Apabila dalam sebuah keluarga terdapat lebih
dari satu ana, baik merupakan anak kandung sendiri, anak angkat, keponakan atau
anak dari keluarga lain yang berada di satu rumah, maka akan terjadi komunikasi
dan hubungan timbal balik diantara anak-anak. Tugas orang tua adalah menjaga
terciptanya hubungan agar tetap serasi. Interaksi dalam keluarga harus selalu
terjaga berdasarkan kebudayaan yang berlaku, agar keharmonisan dalam
keluargapun selalu terjaga.
C. HUBUNGAN
ANTAR KELUARGA
Pada keterangan diatas sudah dijelaskan , apabila
hubungan intra keluarga sudah terjalin dengan baik, hendaklah hubungan antar
keluarga dapat terjalin dengan baik pula.hubungan antar keluarga merupakan
hubungan antar individu diluar lingkungan keluarga. Individu perlu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik di dalam maupun di luar rumah. Pada
hakekatnya menusia telah meiliki sifat yang dapat digolongkan ke dalam manusia
sebagai makhluk individual; manusia sebagai makhluk sosial; manusia sebagai
makhluk ber-Tuhanan.
Manusia
sebagai makhluk individual.
Individu berasal dari kata individium yang berarti
tidak dapat dibagi-bagi. Manusia sebagai makhluk individual bukan hanya dalam
arti makhluk keseluruhan jiwa-raga, tetapi setiap orang merupakan pribadi yang
khas menurut corak kepribadian dan kecakapannya. Perkembangan manusia yang
wajar harus memperhatikan segi individualitasnya dalam arti bahwa pribadi
manusia masing-masing merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai struktur
dan kecakapan yang spesifik.
Mengacu pada (Basrowlin), individu sebagai makhluk
ciptaan Tuhan di dalam dirinya dianugerahi klengkapan hidup yang meliputi :
·
Raga, yaitu bentuk
jasad manusia yang secara khas dapat membedakan antara individu satu dengan
individu lainnya.
·
Rasa, adalah
perasaan individu yang dapat menangkap objek-objek gerakan dari benda-benda isi
alam semesta.misal: dingin, panas dan sebagainya. Selain itu perasaan juga
dapat dikembangkan menjadi rasa khawatir, cemas,nyaman,bahagia dan lain--lain.
·
Rasio, adalah akal
pikiran sebagai kelngkapan manusia untuk
mengembangkan diri dan mengatasi segala permasalahan yang muncul dalam
kehidupannya.
·
Rukun, merupakan modal utama individu yang
dapat membentuk suatu kelompok sosial atau disebut sebagai masyarakat.
Manusia
sebagai makhluk sosial
Kata
social berati hubungan yang berdasarkan pada kesadaran yang satu terhadap yang
lain, dimana mereka saling berbuat, saling mengakui dan saling mengenal.
Kehidupan berkelompok bukan ditentukan oleh adanya kepentingan tetapi karena
adanya syarat dasar dari kehidupan bersama. Harlord Bathel menjelaskan yarat-syarat dasar dari kehidupan
bersama dapat tercermin pada beberapa faktor, antara lain :
·
Adanya kumpulan
orang-orang (grouping of people)
·
Adanya
wilayah/tempat tinggal tertentu ( definity place)
·
Adanya pemilikan
cara-cara hidup ( mode of living )
Sedangkan aspek-aspek yang ada dalam interaksi sosial
meliputi :
·
Adanya hubungan,
baik individu dengan individu maupun individu dengan kelompok
·
Ada individu,
interaksi sosial harus ada individu-individu yang melaksanakan hubungan
·
Ada tujuan tertentu
·
Adanya hubungan
dengan struktur dan fungsi kelompok
Sedangkan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap interaksi sosial antara lain situasi
sosial, kekuasaan, tujuan pribadi, kedudukan dan kondisi, dan yang terakhir
adalah arti dan situasi.
Manusia sebagai makhluk
berke-Tuhanan
Selain
makhluk individual dan makhluk sosia, manusia juga makhluk berke-Tuhanan. Ini
tidak membutuhkan pembuktian, sebab setiap manusia dewasa terutama di Indonesia
sadar akan dirinya dan sulit rasanya untuk menolak kepercayaan adanya Tuhan
Yang Maha Esa, sebagai segi hakiki dalam perikehidupan manusia, yang merupakan
segi khas bagi manusia pada umumnya.
Menurut
Maslow, kebutuhan manusia ada lima tingkat yakni :
1. Kebutuhan fisiologis (physiological
needs)
Kebutuhan
fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya
karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup.
Kebutuhan fisiologis antara lain : makan, minum,istirahat, aktifitas, seks
udara, keseimbangan temperatur dan
sebagainya. Kebutuhan fisiologis merupakan pendorong yang memberi pengaruh kuat
pada perilaku manusia.
2. Kebutuhan akan rasa aman ( need for self security)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendorong manusia
untuk mendapatakan ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya.
Kebutuhan akan rasa aman dapat terjadi karena pengaruh bawaan, pengalaman dan
rasa ketergantungan yang besar. Peran perilaku orang tua akan berpengaruh dan
dapat menentukan derajat perasaan aman bagi anak-anaknya demikian juga pada
kondisi-kondisi tertentu yang terjadi pada keluarganya yang dpat menyebabkan
pengaruh buruk baik terhadap rasa aman maupun kesehatan mental anak untuk
terjun ke dalam masyarakat.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan ingin memiliki ( need for love and belongingness)
Kebutuhan akan cinta dan rasa ingin memiliki adalah suatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan
emosional dengan individu lain, baik dengan idividu lain, baik dengan sesama
jenis maupun dengan yang berlainan jenisn, di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan kelompok masyarakat. Maslow mengungkapkan bahwa cinta yang matang
menunjuk kepada hubungan cinta yang sehat diantara dua orang atau lebih, yang
didalamnya terdapat saling percaya dan saling menghargai. Pada dasarnya
kebutuhan akan cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai.
Mencintai dan dicintai merupakan prasyarat bagi adanya perasaan yang sehat.
4. Kebutuhan akan rasa harga diri ( need for self-esteem )
Kebutuhan akan rasa harga diri dibagi dalam dua bagian.
o Pertama
adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri. Yang mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya
diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian dan kebebasan. Pada bagian ini
individu ingin mengetahui atau yakin bahwa dirinya ingin berharga serta mampu
mengatasi segala tantangan dalam hidupnya
o Kedua adalah penghargaan dari orang lain. yang mencakup
prestasi, dimana individu membutuhkan penghargaaan atas segala sesuatu yang
telah dilakukannya.
Individu akan berusaha memenuhi
kebutuhan akan rasa harga diri, jika kebutuhan rasa cinta dan memiliki telah
terpuaskan. Pemenuhan kepuasan akan rasa harga diri pada individu akan
menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, rasa mampu dan perasaan
berguna. Sebaliknya terlambatnya atau tidak tercapainya kebutuhan pemuasan akan
rasa harga diri akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tidak pantas, rasa
lemah, rasa tidak mampu, dan perasaan ttidak berguna yang menyebabkan individu
akan mengalami tuntutan hidupnya, serta mengalami penilaian rendah terhdapa
dirinya sendiri dalam kaitannya dengan orang lain.
Dengan demikian, rasa harga diri
individu yang sehat adalah hasil usaha individu yang bersangkutan, akan
merupakan bahaya psikologis jika seseorang lebih mengandalkan rasa harga
dirinya pada opini orang lain daripada kemampuan dan prestasi nyata diri
sendiri.
5.
Kebutuhan akan
aktualisasi diri ( need for self
actualization )
Kebutuhan akan aktualisasi diri
merupakan kebutuhan manusia yang secara hirarki menempati urutan paling tinggi.
Kebutuhan akan aktualisasi diri individu merupakan hasrat individu untuk
menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau
hasrat individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap
potensi yang dimilikinya.
Dalam mencapai taraf aktualisasi diri
tidak selalu mudah, namun kadang ada beberapa hal yang bisa menjadi penghambat.
Hambatan pertama, berasal dari dalam diri individu, yaitu berupa : ketidak
tahuan,keraguan, dan bahkan rasa takut dari individu untuk mengungkapkan
potensi-potensi yang sebenarnya ia miliki. Hambatan kedua, berasal dari luar
atau dari masyarakat. Hambatan dari masyarakat, selain berupa kecenderungan
medepersonalisasi individu juga perepresian sifat-sifat bakat atau
potensi-potensi. Hambatan ketiga, pengaruh negative yang dihasilkan oleh
kebutuhan yang kuat akan rasa aman. Bagi individu yang rasa amannya terlalu
kuat maka pengambilan resiko, pembuatan
kesesalan, dan pelepasan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak konstruktif
justru akan merupakan hal-hal yang menakutkan. Sehingga pada saatnya akan
mendorong individu tersebut akan bergerak mundur menuju pemuasan akan rasa
aman. Dalam pencapaian aktualisasi diri disamping membutuhkan kondisi
lingkungan yang menunjang, menuntut adanya kesediaan individu terhadap
gagasan-gagasan dan pengalaman baru.
Dengan demikian, jika kita menginginkan
lebih banyak manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya, mak harus tercipta
kondisi-kondisi yang dapat memberi kesempatan luas pada manusia untuk mampu
memuaskan kebutuhan dasarnya. Terciptanya kondisi tersebut membutuhkan system
yang baik dalam upaya reorganisasi ketentuan-ketentuan sosial yang semestinya
harus sudah direorganisasi.
Manusia
haruslah hidup bermasyarakat, saling tolong menolong, memecahkan masalah
lingkungan sekitarnya secara bersama dan lain sebagainya. Tetangga lebih
penting daripada saudara atau kerabat yang jauh tempat tinggalnya, karena bila
terjadi suatu musibah tetenggalah yang akan membantu terlebih dulu bukan
saudara atau kerabat yang jauh. Untuk itu jagalah hubungan antar keluarga
sebaik mungkin. Hubungan
antar keluarga yang dimaksud disini bukannya kita harus bermain-main
setiap hari ke rumah tetangga untuk ngobrol dan saling menceritakan tentang
rumah tangganya masing-masing, justru perbuatan yang demikian ini adalah
perbuatan yang tercela. Jadi hubungan antar keluarga yang dimaksud disini
menjaga ketentraman antar keluarga, dalam soal tenggang rasa dan kebaikan.
Apabila hubungan antar keluarga berjalan
dengan baik, niscaya hidup kita akan tentram dan damai. Jika sebaliknya hidup
kita akan terasa was-was serta khawatir terus menerus, bagaimana tidak tentram
karena setiap hari kita tidak akan dapat terlepas dari kehidupan bertetangga.
Kehidupan
baik yang dijalin antar keluarga akan bermanfaat dan tentunya sangat membantu
bagi keluarga masing-masing. Tidak ada rasa iri, merasa senang apabila ada
keluarga yang berhasil. Karena mereka merasa saling memiliki dan ada ikatan
batin yang kuat. Walaupun mereka tidak sedarah. Selain itu juga ada rasa untuk
saling melindungi dari segala hal yang tidak diinginkan.
Akan tetapi dalam
akhir-akhir ini banyak kelurga yang tidak mengenal keluarga lainnya. Padahal
rumah mereka berdekatan atau bahkan bersebelahan. Semua ini karena kesibukan
mereka masing-masing sehingga kontak langsung antar keluarga ini menjadi kurang
baik, tidak saling sapa dan acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi kepada
keluarga lainnya. Entah itu dalam kebahagiaan atau kesedihan. Misalnya saja ada
keluarga yang senangnya membuang makanan, padahal keluarga atau tetangga
sebelahnya kurang makan. Keadaan seperti ini yang menyebabkan tidak tertanamnya
rasa saling memiliki antar keluarga. Mereka hanya egois dengan keluarganya
sendiri. Sehingga faktor komunikasi sangat menentukan dalam terjalinnya
hubungan antar keluarga yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga
menjadi tonggak pertama dalam pembentukan karakter seorang anak.selain itu
keluarga merupakan kelompok sosial terkecil sebelum kita mengenal kelompok
sosial yang lain. Seperti kelompok-kelompok di sekolah, masyarakat, Universitas
atau yang lain. Peran keluarga yang baik mempengaruhi kepribadian anggota
keluarga masing-masing. Dengan mengetahui batasan-batasan dan fungsi
tertentu.
Selain
itu, keluarga tidak akan bisa hidup sendiri. Karena manusia sebagai makhluk
sosial pastilah membutuhkan keluarga yang lain untuk bercengkerama dan saling
membantu dalam masalah apapun. Akan tetapi dalam berhubungan antar keluarga ini
juga tetap harus memperhatikan batasan-batasannya. Misalnya saja yang tua
menghormati yang lebih tua dan yang tua menghargai yang lebih muda. Selian itu,
dalam bekerja sama kita juga harus memperhatikan batasan-batasan tersebut.
Jangan sampai kita bekerja sama dalam bidang akidah aatu kepercayaan. Karena
hal yang seperti itu adalah hak pribadi masing-masing. Namun tetaplah banyak
manfaat yang dapat kita ambil dari hubungan antar keluarga yang baik ini. Kita
bisa mempunyai relasi yang banyak, sehingga apabila kita akan berbisnis tentu
akan lebih mudah apabila kita mempunyai banyak teman (relasi).
B. SARAN
·
Terbukalah dengan
keluarga, jangan pernah ragu unuk saling berbagi cerita pengalaman ataupun
masalah. Agar dapat menemukan jalan terang dari masalah-masalah kehidupan yang
dihadapi.
·
Jagalah hubungan
beretetangga dengan sebaik mungkin. Jangan sampai ada pertikaian yang dapat
menyebabkan perpecahan.
·
Hargai diri
sendiri. Maka kita akan dengan mudah menghargai orang lain.
·
Jangan pernah
gadaikan akidah hanya untuk materi.
Daftar pustaka
Kuswardinah, Asih.
2007. Ilmu Kesejahteraan Keluarga.
Semarang. Unnes Press
No comments:
Post a Comment